Kedungoleng,
25 Juni 2025 —SDN Kedungoleng 05 kembali dipenuhi semangat dan semarak irama
pada Rabu pagi ini. Para siswa yang tergabung dalam grup drumband Kidung
Panca Laras tampak antusias mengikuti latihan rutin mereka yang dipimpin
oleh pelatih utama, Bapak Rizal, bersama guru pembina seni dan olahraga
sekolah.
Latihan
ini merupakan bagian dari persiapan menghadapi dua momen penting yang akan
datang, yaitu peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
Grup drumband yang telah berdiri sejak tahun 2018 ini kembali menunjukkan
kekompakan, semangat kerja sama, dan dedikasi tinggi dalam setiap gerakan dan
irama yang dimainkan.
Kepala
SDN Kedungoleng 05, Bapak Sarjono, S.Pd., menyampaikan apresiasi dan
dukungannya terhadap kegiatan ini. “Kami bangga dengan semangat anak-anak.
Melalui drumband, mereka belajar disiplin, tanggung jawab, dan mencintai seni
musik. Kami berharap mereka bisa tampil maksimal dan mengharumkan nama
sekolah,” ungkapnya.
Dalam
latihan kali ini, lagu-lagu nasional seperti Hari Merdeka dan Indonesia
Pusaka menjadi bagian utama repertoar. Para siswa dibagi ke dalam beberapa
bagian seperti pemain snare drum, bass drum, cymbal, dan pembawa bendera.
Selain latihan teknis, anak-anak juga dilatih untuk menjaga kekompakan barisan
dan koordinasi gerak.
Latihan berjalan tertib dan penuh semangat dari
pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Dukungan dari orang tua dan warga sekitar pun
turut menyemarakkan suasana. Harapannya, Kidung Panca Laras dapat
menjadi kebanggaan SDN Kedungoleng 05 dan tampil gemilang dalam setiap
kesempatan.
Penghapusan aset sekolah Barang Milik Daerah ( BMD) KIB-E, berupa buku-buku mulai dilakukan. Para guru SDN Kedungoleng 05 mulai lembur memilah dan menata buku-buku yang masuk dalam data penghapusan pada hari Senin tanggal 9 Juni 2025. Adapun buku-buku yang akan diusulkan dilakukan penhapusan sebagaimana yang tecantum dalam data BMD Kabupaten brebes sebanyak 2.862 eksemplar, terdiri dari buku-buku teks sebelum tahun 2019.
Pada hari Rabu tanggal 11 Juni 2025, sekitar jam 11.00 WIB sekolah kedatagan tamu Korwil Satpendik Kecamatan Paguyangan, Bapak Akhmad Jawawi, S.Ag dan Pengawas sekolah yang baru, Bapak Muhammad Irfan Nawawi, S.Pd.SD
Berikut data Pengawas TK/SD Sekbin se Kecamatan Paguyangan atau klik link ini
NASKAH DRAMA MALIN KUNDANG SI ANAK DURHAKA PADA IBUNYA
Pemain dari murid Kelas III :
GITA sebagai Narator
FATAR sebagai Malinkundang
DILA : sebagai isteri Malinkundang
KEYSA :sebagai Ibu Malinkundang
DAFFA sebagai Rasyid temen Malinkundang
REZA sebagai Juragan Kapal
IQBAL sebaai pengawal Juragan
Prolog:
Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah seorang
janda tua miskin bernama Mande Rubayah. Janda tua itu tinggal bersama anak
laki-lakinya bernama Malin Kundang di sebuah daerah bernama Pantai Air Manis.
Meski hidup miskin, Mande dan Malin saling menyayangi satu sama lain. Sebab
bagi keduanya, masing-masing dari mereka adalah satu-satunya anggota keluarga
yang dimiliki.
Sejak kecil Malin dikenal sebagai anak
berbakti. Dia melakukan melakukan berbagai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Meski giat bekerja, upah yang didapatkan Malin tetap tak seberapa
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com
biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah
air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Babak
1
Suatu hari, di pantai berlabuh sebuah kapal
saudagar dari negeri seberang. Di kapal itu, Malin bertemu dengan sahabat masa
kecilnya bernama Rasyid. Kehidupan Rasyid terlihat membaik setelah ikut
berlayar bersama kapal saudagar. Dari pertemuan Malin dengan awak kapal, Malin
mulai terinspirasi untuk mengubah nasib dengan pergu merantau.
Malin Kundang: "Hei Rasyid, sudah banyak
berubah kau sekarang?"
Rasyid: "Ya beginilah Malin, aku
bersyukur hidupku cukup baik sekarang ini setelah ikut kapal ini
berlayar."
Malin Kundang: "Begitukah Rasyid? Banyak
kah upah yang kau dapat saat ikut berlayar?"
Rasyid: "Puji syukur Malin. Kapal ini
telah mengubah nasibku, jadi lebih baik. Sekarang aku bisa pulang bawa banyak
uang untuk keluargaku yang lama kutinggalkan."
Malin Kundang: "Aku jadi ingin juga
mengubah nasib keluargaku yang miskin, aku ingin bergabung ikut dengan kapal
ini, apa bisa?"
Rasyid: "Aku tak tahu pasti, Malin. nanti
aku bisa bantu bilang pada kepala kapal. Tapi sebaiknya, kau mintalah restu
pada ibumu dulu, Malin. Sebab pergi merantau berlayar di kapal itu tidaklah
sebentar."
Malin Kundang: "Baik Rasyid, nanti aku
akan minta restu ibu dahulu. Semoga diizinkan"
Rasyid: "Jangan terlalu lama, ya Malin.
Sebab, besok lusa kapal ini sudah akan berlayar lagi."
Malin Kundang: "Baiklah, kawan. Aku akan
segera pulang dan minta restu ibu. Terima kasih, Rasyid."
Rasyid: "Iya sama-sama, Malin."
Babak 2
Di malam hari itu juga Malin Kundang langsung
menemui sang ibu yang tengah sibuk menyiapkan makan malam. Malin mengumpulkan
keberanian untuk meminta restu ikut berlayar dengan kapal saudagar untuk
merantau.
Malin: "Bu, Malin mau minta restu."
Ibu Malin: "Restu untuk apa? Mau ke mana
kau, Nak?"
Malin: "Saya ingin merantau ikut kapal
saudagar yang sedang bersandar di pantai, Bu."
Ibu Malin: "Apa? Ibu tak rela kau pergi
jauh-jauh. Kau ini satu-satunya anak ibu. Harta ibu paling berharga,
Malin."
Malin: "Bu, ini demi nasib keluarga
kita. Saat nanti Malin pulang dengan membawa uang yang banyak, ibu tinggal
istirahat saja."
Ibu Malin: "Ibu tak butuh banyak uang,
Malin. Ibu merasa cukup."
Malin: " Bu. Malin ingin bahagiakan ibu
seperti itu."
Ibu Malin: "Yakin kau Nak, tega
meninggalkan ibumu yang sudah tua ini tinggal di rumah sendirian?"
Malin: "Malin sebenarnya juga tidak
tega, Bu.."
Ibu Malin: "Baiklah, Malin. Jika itu
memang sudah menjadi keputusanmu. Ibu akan memberimu restu. Tapi janji dengan
ibu, jangan lupa pulang ya, Nak.."
Malin: "Baik, Ibu. Malin akan penuhi
janji itu. Terima kasih atas doa dan restunya, Bu.
Babak 3
Setelah mendapatkan restu, Malin menemui
Rasyid. Keesokan harinya, Rasyid juga sudah mengabarkan jika kepala kapal
mengizinkan Malin untuk ikut serta. Alhasil, hari selanjutnya Malin tinggal
ikut berangkat berlayar. Malin berangkat di antar sang ibu. Mande menunggu di
tepi pantai sampai kapal yang ditumpangi Malin hilang dari pandangannya.
Di atas kapal, untuk pertama kali Malin
bertemu dengan saudagar pemilik kapal. Rasyid memperkenalkan Malin ke pada sang
sudagar.
Malin: "Akhirnya kita jadi berlayar,
kawan."
Rasyid: "Iya, Malin kita sudah dekat
dengan cita-cita kita. Malin, itu tuan saudagar pemilik kapal. Mari saya
kenalkan dengannya."
Malin: "Iya."
Rasyid: "Tuan, perkenalkan ini Malin. Dia
baru pertama kali ikut berlayar dengan kapal ini.
Saudagar: "Apakah kalian benar-benar
sedang menginginkan sebuah pekerjaan?"
Malin: "Benar, Tuan Saudagar. Saya
bersedia bekerja apa saja."
Saudagar: "Kalau begitu, nanti setelah
kapal ini sudah sampai. Kalian bisa bekerja di rumahku. Nanti saja kalau kapal
ini sudah berlabuh. Kalian berdua ikuti saja aku."
Malin Kundang dan Rasyid: "Baik Tuan
Saudagar."
Babak 4
Kapal itupun akhirnya sampai di pelabuhan
tujuan. Sang saudagar segera turun diikuti anak buahnya yang menurunkan
barang-barang yang diborong dari Pantai Air Manis. Sesuai janji, Malin Kundang
dan Rasyid mengikuti sang saudagar pulang ke rumahnya.
Kedatangan saudagar kaya itu bersama Malin
dan Rasyid disambut oleh seorang perempuan muda yang sangat cantik. Dia
ternyata merupakan putri satu-satunya dari sang saudagar.
Putri Saudagar: "Ayah siapakah nama dua
orang itu?"
Saudagar: "Itu Rasyid dan Malin, mereka
akan bekerja di rumah ini."
Putri Saudagar: "Mana yang Rasyid, mana
yang Malin, ayah?"
Saudagar: "Yang lebih tinggi dan tegap
itu Malin, yang lebih kecil badannya adalah Rasyid."
Saudagar: "Memangnya ada apa,
Putriku?"
Putri Saudagar: "Tidak ada apa-apa Yah,
Saya cuma ingin tahu saja."
Babak
5
Tak disangka tak diduga, putri saudagar
ternyata tertarik pada Malin. Bukan hanya karena fisiknya yang rupawan. Putri
juga kagum pada kinerja Malin Kundang yang sangat rajin. Diam-diam, hal yang
sama juga dirasakan Malin Kundang. Malin juga menaruh hati pada putri saudagar.
Sang Saudagar yang tahu putrinya dan Malin
saling menaruh hati memberikan restu. Dia mengizinkan putrinya menikah dengan
Malin Kundang karena pemuda itu terlihat rajin dan pekerja keras. Apalagi
setelah menikah, Malin terbukti tekun dan perlahan mengubah hidupnya di
perantauan. Kini, dia mulai menjadi kaya raya.
Bertahun tahun waktu un berlalu. Malin sudah
menjadi orng kaya raya. Pada suatu hari Kapal Malin berlabh di dermaga. .
Mendengar kabar itu, Ibu Mande pun tak bisa menutupi rasa bahagianya. Ibu Mande
langsung berlari ke dermaga tempat kapal Malin bersandar.
Ibu Malin: "Malin, Malin anakku! Malin
Kundang anakku tersayang. Kamu sudah pulang, Nak. Ibu sudah sangat rindu
padamu, Nak."
Putri Saudagar: "Kamu siapa?
Berani-beraninya kamu mengaku sebagai ibu mertuaku?"
Malin: "Jangan berbohong, siapa kamu?
Apa kamu sudah gila, mana mungkin saya mempunyai ibu miskin, tua seperti
kau."
Ibu Malin: "Astaga Malin, ini aku Mande
Rubayah, Ibundamu Nak. Aku yang sudah melahirkan dan membesarkanmu. Mengapa
engkau berubah menjadi seperti ini? Apakah kekayaanmu telah membuatmu lupa pada
ibu yang telah melahirkanmu? Aku ibumu, Malin."
Putri Saudagar: "Suamiku tidak mungkin
memiliki ibu yang miskin, tua dan kotor sepertimu. Jangan mengada-ngada."
Malin: "Kamu bukan ibuku! Ibuku sudah
lama meninggal. Menjauhlah dariku, nanti bajuku bisa kotor wanita tua. Baju ini
sangat mahal, kau tak akan sanggup menggantinya jika rusak." (sambil
mendorong ibunya)
Ibu Malin: "Ya Allah, mengapa anakku
berubah menjadi seperti ini? Mengapa hatinya menjadi sekeras batu? Aku yang
telah melahirkan dan merawatnya Ya Allah. Berikanlah anakku itu teguranmu,
sesungguhnya anakku telah menjadi anak yang durhaka!! Tuhan kukutuk dia menjadi
sebuah batu."
Saat itu juga, secara tiba-tiba langit
menjadi gelap. Hujan badai dan ombak tinggi muncul secara bersamaan. Sebuah
kilat dan petir kemudian menyambar tubuh Malin Kundang yang sempoyongan hingga
akhirnya jatuh tertunduk. Malin sadar akan kesalahannya pada sang ibu. Dia
menyesal namun semua sudah terlambat.
Namun Malin benar-benar sudah terlambat.
Setelah tersambar kilat tubuh Malin Kundang, perlahan tubuhnya berubah batu.
Kapalnya pecah dihantam ombak dan badai.
Rakyat
Surabaya geger. Berita merdeka. Melalui radio Rakyat
mendengarkan pembaacaan teks proklaimasi yang bacakan oleh Bung Karno.
( adegan: rakyat mendengarkan radio …..). Musik.pembacaan
proklamasi.
Rakyat bergembira. Mereka Kembali bekerja untuk memulai hidup
baru bebas dari penjajahan.
(adegan..rakyat teriak merdeka-merdeka bergembira di jalan
jalan. Mereka bekerja di sawah/ladang..mencangkul). music lagu Hari Merdeka
Satu bulan setelah kemerdekaan tahun 1945,
tiba-tiba pasukan Sekutu NICA yang diboncengi Belandadatang ke Surabaya. Mereka mengubarkan
bendera Belanda (merah putih biru ) di hotel Yamato.
(adegan: Belanda mengibarkan Belanda mengibarkan bendera menggugah amarah rakyat. Keesokan
harinya, para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena mereka
menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan
kekuasaan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah
Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.Rakyat
bergerak ke Hotel Yamato ingin merobek bendera Belanda. Perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya
pada 19 September 1945, merupakan peristiwa bersejarah yang dilakukan oleh
arek-arek Suroboyo. Rakyat merobek warna biru bendera Belanda yang
berkibar di Hotel Yamato, sehingga hanya menyisakan warna merah dan putih,
lambang bendera Indonesia.Bentrokan-bentrokan
bersenjata di Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal
Mallaby,
( adegan: rakyat berkumpul , bergegas bersiap
menyiapkan perlawanan. Ada pidato Bung Tomo yang mebakar semangat rakyat
Indoenesia. Mereka mencari senjata seadanya. Para pemudaberusaha menaiki hotel. Ditembaki Belanda.
Beberapa tewas tertembak. Hingga akhirnya seorang pemuda dapat menyobek warna
biru. Diringi teriakan merdeka…merdeka..merdeka. pernag rakyat dengan belanda
dimana-mana. Sampai Malabby tewas dilempari granat. Rakyat bergelatakan tewas
bersimbah darah. Begitu juga benlanda. Seorang pemuda tegak terluka parah
mengibar-ngibarkan bendera merah putih). Music: gugur bunga, suara tembakan,
teriakan.
Kesimpulan:
Pertempuran Surabaya adalah sebuah peristiwa
bersejarah yang mengajarkan kita tentang pentingnya semangat perjuangan,
persatuan, dan kesatuan bangsa dalam menghadapi tantangan dan ancaman dari
luar. Hari Pahlawan yang diperingati setiap tahunnya merupakan pengingat
akan jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran tersebut.
Pelepasan murid Kelas VI SDN Kedungoleng 05 Tahun Pelajaran 2024/2035 dselenggrakan pada hari Sabtu tanggal 31 Mei 2025 di halaman sekolah. Kegiatan berlangsung sederhana tpai penuh khidmat. Murid kelas VI yang berjumlah 26 ini semuanya hadir pada acara pelepsan tersebut, didampingi oleh orang tuanya masing-masing.